Rabu, 20 April 2005 | 03:06 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Fahmi Idris mengatakan, dari 104 juta angkatan kerja, tiga juta diantaranya adalah pekerja anak yang bekerja di berbagai sektor. Jumlahnya paling banyak terdapat di Pulau Jawa karena jumlah penduduknya besar dibanding pulau lain.
Upaya pengurangan pekerja anak secara umum, menurut dia, dapat diatasi dengan perbaikan ekonomi, sehingga membuka kesempatan kerja seluas-luasnya. Mereka dapat diberikan pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) yang telah diberi alokasi anggaran Rp 50 miliar.
Di beberapa daerah sekarang sudah memberikan pelatihan kepada pekerja anak. Fahmi mencontohkan Sumatera Utara yang telah memberikan kursus menjahit dan perbengkelan. Selain itu, orang tua dari pekerja anak juga diberikan bantuan modal untuk mengembangkan usaha.
Daerah lain yang dinilai berhasil dalam menanggulangi masalah pekerja anak, menurut Fahmi adalah Jawa Timur dengan total 625 pekerja anak.
Namun, ia mengeluhkan jumlah BLK yang kurang dikelola dengan baik oleh daerah sejak otonomi daerah. “Sebelum otonomi daerah, Depnakertrans mengelola 156 BLK, tapi kini hanya 8 BLK,” ujarnya. Ia berharap, daerah yang tidak mampu mengelola BLK mengembalikan fungsi pengelolaannya kepada pusat. Rini Kustiani
No comments:
Post a Comment