Rabu, 15 April 2009 | 21:42 WIB
TEMPO Interaktif , Jakarta: Utilisasi pabrik sepatu nasional turun 20 persen, dari 80 persen menjadi 60 persen karena kondisi mesin yang sudah tua dan dampak krisis ekonomi global.
"Utilisasi antara 60-70 persen," kata Direktur Jenderal Industri Logam Metal Tekstil dan Aneka, Anshari Bukhari di Jakarta, Rabu (15/4).
Anshari menjelaskan, sejak krisis ekonomi 1996, industri alas kaki tidak mengadakan peremajaan mesin dan peralatan produksi. Akibatnya, kemampuan mesin peralatan untuk produksi menjadi terbatas, tidak efisien, dan mengurangi daya saing. Padahal, produk alas kaki merupakan barang fashion yang perubahannya cukup cepat, sehingga butuh bahan baku dan mesin dengan teknologi yang baik.
Dia menjelaskan, produktifitas tenaga kerja Indonesia masih rendah dibandingkan dengan Cina. Dalam sehari, satu orang pekerja hanya bisa mengerjakan lima pasang sepatu. Sedangkan di Cina, satu orang pekerja
bisa mengerjakan delapan pasang sepatu dalam sehari.
Penurunan produksi industri alas kaki menyebabkan Indonesia kini hanya menduduki peringkat ke 11 dengan nilai ekspor US$ 1,8 miliar tahun lalu. Peringkat itu di bawah Cina dan Vietnam. Padahal, pada 1996
Indonesia menduduki peringat ketiga dunia dengan nilai ekspor US$ 2,1 miliar.
No comments:
Post a Comment