Rabu, 10 September 2008 | 16:34 WIB
TEMPO Interaktif, BANDUNG:Universitas Kristen Maranatha Bandung akan membuka program bantuan bagi pengrajin sepatu Cibaduyut. “Kami tengah merancang programnya hingga akhir tahun ini,” ujar Dekan Fakultas Seni Rupa dan Disain Universitas Maranatha Gai Suhardja di Bandung, Rabu (10/9).
Menurut Gai, program hasil kerjasama dengan Asosiasi Persepatuan Indonesia Jawa Barat ini akan diawali dengan workshop yang dilanjutkan serangkaian pameran dan seminar. “Di dalam acara ini, para pengrajin sepatu Cibaduyut dapat bergabung dengan para pebisnis besar untuk menimba ilmu dan pengalaman,” ujarnya.
Setelah itu, para pengrajin akan diberikan pembekalan keahlian dalam mendisain alas kaki sehingga bisa menaikkan nilai jual. “Selama ini sebagian dari pengrajin sepatu di Cibaduyut itu mendisain secara otodidak,” ujar jebolan Fakultas Seni Rupa dan Disain ITB itu.
Menurut Gai, para pengrajin akan dibekali keahlian manajerial agar mampu mengelola bisnis mereka lebih baik. Ia juga akan membantu membuka jaringan agar memudahkan para pengrajin untuk menjual sepatu mereka. “Harapannya Cibaduyut mampu bangkit seperti dulu,” kata Gai.
Gai mengatakan, bisnis sepatu Cibaduyut sempat berjaya dan terkenal hingga ke luar negeri. Namun semakin lama, bisnis itu semakin lesu karena tak mampu bersaing dengan pebisnis lain. “Salah satu faktornya karena disain yang kurang berkembang,” kata Gai.
Gai akan menggandeng asosiasi persepatuan agar mendapat masukan tentang kelemahan sepatu Cibaduyut. Dengan begitu, kelemahan itu bisa diperbaiki sehingga sepatu bisa layak jual. “Terutama untuk layak ekspor, karena asosiasi ini pengalaman ekspornya sudah kemana-mana,” ujarnya.
Gai mengaku sudah mengantongi satu industri sepatu di Italia yang sudah siap membantu program ini. “Mereka masih mempelajari proposalnya, dan bulan depan kami akan bertemu di kedutaan Italia di Jakarta,” ujarnya.
Rana Akbari Fitriawan
No comments:
Post a Comment